Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2017

Faisal Fahreza

Saya begitu mencintai sastra, dan salah   satu   penulis favorit saya ialah seorang penulis yang begitu ramah. Ia adalah Faisal Syahreza. Lelaki yang lahir di Cianjur pada tanggal 03 Mei 1987 yang kini tinggal di Bandung. Salah satu buku terhebatnya yaitu berjudul Memeluk Kehilangan, novel tersebut   ialah novel debutnya. Bukunya yang pernah terbit adalah Antologi Puisi, Hikayat Permanen Kentang (2011), Partitur Hujan (2014), dan Antologi Puisi Anak Sekolahku, Ibadahku (2016). Sekarang beliau sedang menyelesaikan kuliah Pascsarjana   Jurusan Pendidikan   Bahasa Indonesia, Universitas Pendidikan   Indonesia.             Hal yang begitu membuat saya kagum   dari   beliau ialah, bukan hanya seorang penulis yang hebat namun beliau juga seseorang yang begitu sangat ramah dan baik. Selama saya mengenal beliau hal yang sangat saya cintai beliau selalu menganggap pencintanya bukan seorang pengg...

Sinopsis Novel Sitti Nurbaya karya Marah Roesli

Sastra tidak tercipta dengan sendirinya, sastra hadir bersamaan dengan orang-orang hebat yang berada di dalamnya. Sastra begitu banyak memiliki keindahan yang membuat seseorang begitu antusias untuk menikmatinya. Dan untuk dapat menikmati sebuah karya sastra dengan baik, maka sangat diperlukan segerombolan pemahaman mengenai sebuah karya sastra. Menikmati sebuah karya sastra tak hanya dengan membaca, namun juga memahami dengan setiap kalimat yang sedang dibaca.             Penggunaan bahasa dalam sebuah karya sastra sangat penting peranannya, bahasa adalah suatu hal yang digunakan sebagai alat komunikasi lisan atau alat dalam mengungkapkan sesuatu ke dalam bentuk tulisan. Bentuk tulisan tersebut ialah seperti cerpen, novel, atau cerita fiksi lainnya. Selain membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan frase, klausa dan kalimat, semantik juga membicarakan hal mengenai bentuk kalimat polisemi, ambiguitas dan redundansi. Kalimat-k...

Polisemi, Ambiguitas dan Redundansi

  Hakikat Polisemi, Ambiguitas dan Redundansi    Kata bahasa dalam bahasa Indonesia memiliki lebih dari satu makna atau pengertian, sehingga seringkali membingungkan. Sifat atau ciri dari bahasa itu sendiri antara lain, bahasa itu adalah sebuah sistem, bahasa itu berwujud lambang, bahasa itu berupa bunyi, bahasa itu bersifat arbitrer, bahasa itu bermakna, bahasa itu bersifat konvensional, bahasa itu bersifat unik, bahasa itu bersifat universal, bahasa itu bersifat produktif, bahasa itu bervariasi, bahasa itu bersifat dinamis, bahasa itu berfungsi sebagai alat interaksi sosial, dan bahasa itu merupakan identitas penuturnya. Sebagai alat komunikasi verbal, bahasa merupakan suatu sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer. Maksudnya, tidak ada hubungan wajib antara lambang sebagai hal yang menandai yang berwujud kata atau leksem dengan benda atau konsep yang ditandai,  yaitu referen dari kata atau leksem tersebut. Menurut Hockett, seorang tokoh strukturalis, b...